Inilah 5 Prestasi B.J Habibie Yang Membanggakan Indonesia

Inilah 5 Prestasi B.J Habibie Yang Membanggakan Indonesia
Presiden Ke Tiga RI B..J Habibie
BangSiagian.id - B.J Habibie meninggal dunia di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, Rabu (11/9/2019) pada usia 83 tahun. Kabar kepergian B.J Habibie di sampaikan langsung oleh putra B.J Habibie, Thareq Habibie.

B.J Habibie merupakan salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah modern Indonesia. Namanya begitu dikenal hingga saat ini. Habibie yang lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 ini memiliki segudang prestasi yang mengharumkan nama bangsa Indonesia.

B.J Habibie dikenal cerdas dan ahli dalam dunia penerbangan, kiprah Habibie membuat berbagai pihak kagum padanya. Tak hanya mengharumkan nama bangsa di tingkat dunia, Pak Habibie juga pernah menjadi presiden ketiga Republik Indonesia.

Prestasi B.J Habibie layak untuk dijadikan teladan, terutama oleh generasi millenials.


Berikut prestasi B.J Habibie untuk Indonesia.


1. Prestasi B.J Habibie Mengharumkan Nama Bangsa

B.J Habibie muda dianugerahi kecerdasaan luar biasa. Sejak di bangku sekolah, beliau mendapat prestasi di bidang eksata. Saat berkuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) selama satu tahun, kemudian B.J Habibie menerima beasiswa kuliah di Aachen, Jerman. Ia pun mengambil kesempatan emas tersebut.

Di sana ia memilih untuk mengambil jurusan Teknik Penerbangan dengan spesialisasi kontruksi pesawat terbang di Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule (RWTH).

B.J Habibie memilih jurusan tersebut karena beliau mengingat pesan dari presiden pertama Republik Indonesia yakni Ir.Soekarno atau Bung Karno yang mengatakan bahwa sangat penting untuk mengembangkan Dirgantara dan juga penerbangan Indonesia.

Beliau memperoleh gelar diploma dengan predikat cumlaude pada 1960. Lima tahun berselang tepatnya pada 1965 Habibie mendapat gelar doktor dengan predikat summa cumlaude berkat nilai sempurna. Sebuah pencapaian yang tak semua orang bisa meraihnya.

2. B.J Habibie Pernah Jadi Wapres Perusahaan Penerbangan di Jerman

Karier beliau berlanjut setelah mendapat gelar doktor. Habibie mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan penerbangan Messerschmitt-Bolkow-Blohm (MBB). Habibie mencapai puncak karier sebagai seorang wakil presiden bidang teknologi di perusahaan tersebut.

Pada tahun 1973, ia pun kembali ke Indonesia atas permintaan presiden ke dua Indonesia yaitu Suharto. Habibie kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi sejak tahun 1978 sampai Maret 1998.

3. B.J Habibie Membuat Pesawat Yang Melebihi 20 Kali Kecepatan Suara

Segudang penghargaan juga pernah diraih Habibie di bidang kedirgantaraan. Beliau menerima Award von Karman pada tahun 1992. Penghargaan tersebut setara dengan hadiah Nobel.

Tak hanya dari luar negeri, penghargaan juga datang dari dalam negeri salah satunya diberikan oleh ITB. Kampus tempat beliau menimba ilmu tersebut memberi penghargaan tertinggi yaitu Ganesha Praja Manggala Bhakti Kencana. Pemerintah Jerman juga tak ketinggalan memberi apresiasi berupa dua penghargaan yakni Das Grosse Verdientkreuz dan Das Grosse Verdenstkreuz Mit Stern und Schulterband.

4. Presiden Direktur PT. IPTN

Soeharto meminta Habibie untuk kembali ke Indonesia. Kembali ke Indonesia tak membuat Habibie meninggalkan dunia penerbangan.

Pada 1976 ketika PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio pertama kali berdiri, Habibie langsung menempati posisi penting sebagai Presiden Direktur

Selama berada di perusahaan itu, Habibie berhasil menciptakan pesawat pertama buatan Indonesia yang dinamai N250 Gatot Kaca. Tahun 2017 silam, Habibie bahkan kembali melanjutkan proyek pesawat terbang dengan nama seri R80.

5. Menjabat Sebagai Menteri Riset dan Teknologi Hingga Jadi Presiden RI Menggantikan Soeharto

B.J Habibie masuk dunia politik dengan menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi periode 1978 hingga 1998. Pada Maret 1998 beliau menempati posisi sebagai Wakil Presiden RI ke-7 mendampingi Soeharto.

Jabatannya sebagai Wakil Presiden ternyata hanya berumur singkat. Mundurnya Soeharto dari jabatan presiden akibat Tragedi Mei 1998 membuat posisi Habibie naik dari Wakil Presiden menjadi Presiden pada 21 Mei 1998.

Namun, sayangnya hanya sampai 20 Oktober 1999. Meski hanya menjabat selama satu tahun lima bulan, kiprahnya sebagai seorang kepala negara tak boleh dipandang sebelah mata.

Kiprah B.J. Habibie di dalam maupun luar negeri sudah sepatutnya mendapat apresiasi. Kita sebagai generasi penerus dapat meneladani apa yang telah dicapai oleh beliau. Semoga pencapaian Habibie dapat menjadi penyemangat untuk meraih prestasi gemilang bangsa Indonesia. [lpt]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel